Benarkah Kepribadian Seseorang Bisa Berubah Setelah Menerima Donor Organ Tubuh?

Transplantasi organ tubuh (juga dikenal dengan istilah cangkok) ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, yakni si penerima donor organ. Rupanya dalam beberapa kasus langka, pasien yang menerima organ dari pendonor menunjukkan perubahan sifat. Sifat barunya ini diduga sangat mirip dengan sifat pemberi donor organ. Misalnya pasien jadi ngidam makanan kesukaan pemberi donor. Wah, apa benar transplantasi organ tubuh manusia juga bisa “memindahkan” sifat pemberi donor kepada penerimanya? Cari tahu jawabannya di bawah ini.

Teori memori sel, fakta atau hoaks?

Dalam teori memori sel, perubahan perilaku dan emosi yang didapat oleh penerima dari donor asli disebabkan oleh memori yang tersusun dan tersimpan dalam sel-sel saraf organ yang disumbangkan. Transplantasi jantung dikatakan paling rentan terhadap memori sel dimana penerima transplantasi mengalami perubahan pada organ jantungnya. Inilah yang disebut dengan teori memori sel dan teori tersebut mendukung bahwa transplantasi jantung dapat mengubah sifat penerimanya.
Sayangnya, teori ini sama sekali belum terbukti kebenarannya. Bahkan sejumlah ilmuwan menepis gagasan utama pada teori memori sel. Pasalnya, kesadaran, perilaku, dan emosi manusia diatur oleh otak. Bila Anda melakukan tranplantasi jantung atau ginjal, maka tidak ada hubungannya dengan kesadaran atau perilaku Anda.
Lagipula, sampai saat ini para ahli masih terus mempelajari dari mana datangnya kesadaran atau identitas manusia. Jadi, masih terlalu jauh untuk menyimpulkan bahwa kesadaran, perilaku, dan emosi seseorang bisa dipindahkan melalui transplantasi organ tubuh tertentu.

Apakah ada bukti penelitiannya?

Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Quality of Life Research, sebanyak 47 pasien yang menerima transplantasi jantung selama dua tahun di Wina, Austria diminta untuk diwawancarai. Mereka diwawancarai mengenai adanya perubahan sifat yang terjadi setelah transplantasi organ tersebut.
Hasilnya, diperoleh 3 kelompok berdasarkan jawabannya. Kelompok pertama, sebanyak 79 persen, menjawab bahwa mereka tidak mengalami perubahan sifat sama sekali usai operasi.
Kelompok kedua sebanyak 15 persen menyatakan bahwa kepribadian mereka memang telah berubah, tapi bukan karena organ donor, namun karena adanya penyakit dan operasi yang harus mereka jalani.
Lalu, kelompok tiga sebesar 6 persen (tiga orang pasien) melaporkan perubahan kepribadian yang berbeda karena hati mereka yang baru.
persiapan operasi lepas perhiasan dan tindik
Tidak hanya itu, transplantasi organ kemungkinan juga bisa mengubah golongan darahseseorang. Hal ini terjadi pada seorang wanita Australia yang bernama Demi-Lee Brennan yang berubah setelah menerima transplantasi hati, lapor AFP. Sembilan bulan setelah transplantasi awal, dokter menemukan bahwa golongan darahnya berubah dan Brennan memperoleh sistem kekebalan tubuh donor karena sel induk dari jantung barunya yang berpindah ke sumsum tulangnya.
Michael Stormon, ahli hepatologi yang merawat Brennan di Rumah Sakit Anak di Westmead, menduga bahwa, “Akibat tranplantasi itu, mayoritas sistem kekebalan tubuhnya juga beralih menjadi seperti si pendonor.” Akan tetapi, tim dokter yang menangani Brennan saat itu belum menemukan jawaban pasti mengapa golongan darah pasien bisa berubah setelah transplantasi organ.

Jadi kenapa ada orang yang mengaku mengalami perubahan sifat setelah transplantasi organ?

Untuk menjawab pertanyaan ini, seorang ahli bedah sekaligus spesialis transplantasi dari University of Michigan, dr. Jeff Punch, menjelaskan dugaannya. Menurutnya, pasien sebenarnya tidak benar-benar berubah. Hanya saja, usai operasi tubuh mereka pasti terasa berbeda akibat konsumsi obat-obatan seperti prednisone.
Salah satu efek samping obat ini yaitu kehilangan nafsu makan. Jadi pasien yang biasanya makan nasi, mungkin jadi tidak minat lagi kalau harus makan nasi. Pasien kemudian minta makanan lain, misalnya roti. Ternyata diketahui bahwa pendonor organ suka makan roti juga. Dari situ, pasien dan keluarganya mungkin menyambung-nyambungkan sendiri hubungan antara pasien yang minta makan roti dengan makanan kesukaan pendonor organ.

    Comments

    Popular posts from this blog

    Bolehkah Pakai Minyak Zaitun untuk Pelumas Seks?

    Tips Melakukan Perawatan Kulit Bagi Wajah Pria

    Cara Mengobati Wasir atau Ambeien Luar Dalam secara Alami